” next station: Selcuk “
Pengumuman dari pengeras suara membangunkan saya yang sedang terkantuk-kantuk di kursi kereta Izban yang membawa kami dari bandara Adnan Menderes, Izmir menuju Selcuk. Sambil mengucek-ucek mata, saya mengernyitkan dahi melihat pemandangan sekitar yang hanya berupa hamparan bukit dan gunung.
” hah mana kotanya? “
” serius mau ke Turki? kemarin kan abis ada bom di Istanbul sama Ankara”
” emang Turki aman ya? bukannya lagi perang gitu?! ”
” baek-baek ntar diculik ISIS lho! ”
” dll, dst, dsb, bpkb, stnk ”
Kira-kira seperti itulah pertanyaan dan nada kekhawatiran dari teman-teman dan keluarga setelah mengetahui niat saya untuk liburan ke Turki. Situasi di Turki memang akhir-akhir ini sedang tidak kondusif, sebut saja bom di kota Ankara pada bulan Maret 2016, disusul ledakan di Taksim Square, Istanbul yang terjadi beberapa hari setelahnya. Masih lekat juga di ingatan bom yang meledak di Sultan Ahmet pada awal tahun 2016 lalu, lokasi yang merupakan jantung pariwisata Istanbul karena terdapat Blue Mosque dan Hagia Sophia, dimana semua korbannya adalah warga asing yang sedang berlibur di Turki.
Turki adalah negara yang kaya akan tempat wisata dan peninggalan sejarah dunia. Beberapa kekaisaran besar seperti Romawi, Bizantium dan Ottoman pernah berkuasa di sana. Selain kaya peninggalan sejarah, letak geografis Turki yang berada di antara 2 benua yaitu Asia dan Eropa juga merupakan daya tarik tersendiri. Ditambah lagi maraknya serial drama Turki yang mulai menginvasi beberapa stasiun TV di Indonesia. Berkunjung ke Turki bagi WNI syarat-syaratnya juga tidak sesulit ke Eropa atau Amerika, karena visanya bisa diperoleh dengan mudah melalui Visa on Arrival (VOA) maupun e-Visa. Tak heran, jika Turki menjadi tempat tujuan wisata populer saat ini.
Dari beberapa kota yang saya kunjungi di Eropa, Barcelona memang yang paling melekat di hati. Bukan hanya karena suasana kota yang menyenangkan dengan banyaknya bangunan-bangunan cantik nan menawan. Tapi juga karena sepertinya gak ada orang jelek di Barcelona, mulai dari mbak penjaga loket metro, sopir bus, mas-mas Mekdi, petugas hostel, sampe tukang-tukang yang lagi benerin saluran air. Semuanya cantik dan ganteng gak ketulungan *mimisan*. Seandainya di Barcelona ada razia orang jelek, pasti kami berdua udah kena ciduk satpol PP Barcelona. Untungnya razia yang sempat kami alami sewaktu perjalanan di bus kota menuju Park Guell bukan razia orang jelek *brb tebelin bedak*.
Sebelum berangkat ke Eropa, saya seringkali mendengar peringatan dari orang-orang yang sudah pernah ke Eropa bahwa kota-kota besar di Eropa seperti Paris, Barcelona, Madrid, Praha, dan Roma adalah kota yang rawan pencopetan. Tapi sebagai warga Jakarta yang sudah makan asam garam naik kopaja dan metromini yang juga banyak copetnya, saya gak terlalu mengindahkan peringatan tersebut. Lagian dengan penampilan saya yang gembel begini saya yakin gak ada yang tertarik nyopet, kalo nyopet hati sih silakan aja mz! 😛
Males Mandi 