Terburu-buru di Bukit Bulu

bukit-bulu-wisata-malang

” kamu gakpapa pagi-pagi naik motor ke Batu? ” Mama bertanya dengan nada setengah khawatir.

” Gakpapa kok ma, kan sekalian jalan-jalan sebentar, udah lama gak ke Batu ” saya menjawab.

Pagi itu mama bermaksud meminta saya mengantarkan uang untuk penjaga rumah di Batu yang selama ini setia merawat dan membersihkan rumah yang jarang kami kunjungi sejak Papa meninggal. Karena mama tidak mengenal metode transfer maupun COD, jadilah uang itu harus diantarkan langsung dengan metode tradisional. Karena sudah lama juga gak pergi ke Batu saya mengiyakan permintaan mama, meskipun sepanjang jalan naik motor dari Malang ke Batu saya menggigil kedinginan dan terus-terusan merapatkan jaket sambil sesekali berpelukan erat sama yang bawa motor, siapa lagi kalo bukan mas bebeb 😀 Mumpung lagi ke Batu, dariada cuma nganterin uang akhirnya kami sekalian mampir sebentar ke obyek wisata yang saat ini lagi kekinian di kalangan muda mudi kota Malang dan sekitarnya, Bukit Bulu.

bukit-bulu-dari-atas

Lokasi Bukit Bulu

Bukit Bulu terletak di Coban Rais, tepatnya di atas bukit Coban Rais yang selama ini terkenal dengan air terjunnya. Terletak di ketinggian yang mencapai kurang lebih 1.000 mdpl, pemandangan di Bukit Bulu ini begitu hujau dan indah. Bukit Bulu menyuguhkan spot selfie tepi jurang yang belakangan ini lagi populer di timeline instagram. Hayo siapa disini yang udah ikut-ikutan trend foto selfie di tepi jurang? 😀 Spot selfie di sini ada beberapa macam, ada yang berupa ayunan di atas bukit, ada yang berbentuk tulisan I Love You, dan ada juga yang berupa susunan hammock bertingkat. Kalo gak ingat waktu yang terbatas, rasanya pengen nyobain foto di semua spot. Untungnya kami berkunjung ke sini pada saat weekday, jadi antrian foto tidak terlalu penuh.

spot-foto-bukit-bulu

PAHA GEDE AMAT SIK KZL!

bukit-bulu-malang

spot foto wajib

hammock-bukit-bulu

pic source: kacamatawisata.com

Lokasi Bukit Bulu cukup mudah dicari, kemarin kami murni mengikuti petunjuk yang ada di Google Maps dengan memasukkan keyword “Bukit Bulu Coban rais” dan sukses sampai di tempat. Kalopun seandainya tersesat, di sekitar kawasan coban Rais juga sudah banyak plang petunjuk ke Bukit Bulu. Masih nyasar juga? nanya penduduk lokal yang ada di sekitar aja.

Tiket Masuk Bukit Bulu

tiket-bukit-bulu

antrian tiket

kalibiru-malang

pic source: kacamatawisata.com

Untuk masuk ke lokasi bukit Bulu, pengunjung harus membeli tiket masuk seharga Rp. 7.500 per orang dan parkir motor Rp. 2.500. Tiket ini hanya merupakan tiket masuk ke kawasan Coban rais aja. Sedangkan tiket untuk berfoto di spot-spot selfie Bukit Bulu dikenakan biaya Rp. 10.000 per spot menggunakan kamera DSLR dari pengelola dan akan mendapatkan 1 file foto. Jika ingin menambah file foto dikenai biaya lagi sebesar Rp. 5.000 per file. Namun jika ingin menggunakan smartphone sendiri bisa foto sepuasnya cukup dengan Rp. 10.000 per spot.

Kesimpulannya, Bukit Bulu ini cocok buat muda-mudi yang doyan foto dan berpose dengan berbagai macam gaya tanpa malu dilihatin banyak orang. Sedangkan kami kayaknya kurang cocok, selain karena sudah gak muda lagi *sedih*, gayanya juga gitu-gitu doank, malu pula harus bergaya di depan kamera sambil diliatin banyak orang…hayati gak pede kak! Lagipula kami juga gak bisa lama-lama di sana karena harus segera menyampaikan amanah mama dan langsung bergegas pulang. Lumayanlah masih dapet 3 spot foto kekinian buat diupload di instagram.

Tidak Sempat Beli Oleh-Oleh

Sepulang dari Batu dan Bukit Bulu, kami harus langsung menuju bandara untuk kembali ke Jakarta. Karena waktu yang sangat terbatas akhirnya dengan sangat terpaksa kami tidak sempat membeli oleh-oleh untuk dibawa ke ibukota. Untungnya adik saya menginformasikan bahwa saat ini sudah ada portal online untuk membeli berbagai macam oleh-oleh khas Malang yaitu AremafoodBerbagai macam produk oleh-oleh mulai dari yang kekinian sampai kekunuoan semuanya ada di Aremafood.

keripik-buah-kanekane

aneka macam keripik buah

Berhubung oleh-oleh kekinian yang dijual artis-artis ibukota itu menurut saya kurang otentik ditambah lidah ndeso saya yang doyan makan cake, akhirnya saya lebih suka membeli oleh-oleh berupa keripik tempe atau keripik buah-buahan yang menurut saya lebih khas Malang. Sambil di perjalanan menuju bandara saya membeli secara online beberapa jenis keripik buah merk Kane-Kane karena tergoda sama kemasannya yang lucu. Ada keripik apel, keripik nangka, dan keripik salak. Harganya juga cukup terjangkau cuma Rp 17.500 per bungkus isi 80 gram. Selain tergoda bungkusnya, saya juga tergoda sama klaimnya yang katanya tanpa pengawet, tanpa pewarna dan tanpa penambahan gula, jadinya lebih sehat donk!

keripik-buah-malang

keripik kane-kane

Gak pake lama dan repot angkat-angkat kardus di bandara, 2 hari kemudian akhirnya pesanan oleh-oleh saya sudah sampai di Jakarta. Selain kemasannya yang menarik ternyata keripik buah kane-kane ini enak banget rasanya, terutama yang keripik salak. Renyah, manis dan asamnya bikin nagih trus jadi gak rela buat dibawa ke kantor karena maunya dimakan sendiri aja 😀

Mau beli oeh-oleh apa lagi ya enaknya kalo mudik lagi?

59 thoughts on “Terburu-buru di Bukit Bulu

  1. Gara

    Eh, ini ternyata di jalan yang searah dengan Coban Rais itu ya, Mbak? Kerenlah. Makin berkembang saja daerah sana. Jadi menyesal dulu termakan omongan teman bahwa daerah Coban Rais itu tidak terlalu bagus. Mungkin menurut dia, ya. Tapi dari foto-foto di sini ternyata keren banget… betulan nyesel ini, dah. Mudah-mudahan bisa ke sana suatu hari. Selalu saja ada yang kelewatan dari Batu. Sesuatu yang bikin balik lagi dan balik lagi. Memang kaya sekalilah…

    Like

    Reply
    1. Dita Post author

      aamiin! ini nihh permasalahan negeri ini ya…gak bisa ngerawat huhuhu aku sampe bercita-cita mau keliling Indonesia dulu deh sebelum semuanya makin rame dan jadi rusak 😦

      Like

      Reply
  2. Tjetje [binibule.com]

    Berhubung saya anak Malang, kalau belanja oleh-oleh lebih spesifik lagi. Keripik-keripikan cuma mau merek tertentu. Selain keripik buah dan tempe, keripik Singkong juga wajib dibeli, merek lumba-lumba dan yang manis ya, bukan yang asin. Dijamin gak bisa berhenti.

    Like

    Reply
    1. Dita Post author

      waduhh keripik singkong manis lumba-lumba itu emang juara mba!

      eh kalo keripik tempe biasanya merk apa mba? aku biasanya suka asal beli tp belum nemu yg bener2 enak gitu

      Like

      Reply
  3. Fanny Fristhika Nila

    Samaaaa mba.. Akupun ga PD kalo hrs foto narsis di tempat begitu wkwkwkw.. Makanya ga prnh suka kalo hrs k suatu tempat tp wisatanya yg banyakn foto. Cthnya museum 3D tuh. Itu kalo ga gaya aneh2, ga seru kan. Lah aku mana bisa begitu wkwkwkwk..

    Btw yaa, itu yg naik hammock, aku msh bingung utk bisa duduk ke hammok yg di atas2, piye caranya? Kalo naiknya ok lah ada pijakan kaki di pinggir. Ke tengahnya?

    Like

    Reply
    1. Dita Post author

      iyaaa ga bisa gaya yang seru2, mungkin kalo rame-ramean sama temen bisa kali ya…dengan catatan temennya yang PD 😀

      waktu itu sih pernah liat naiknya lewat pinggir, trus abis itu ya meraba-raba gitu ke tengah. Harus punya keseimbangan yg bagus kayaknya ya 😀

      Like

      Reply

Di-read doank itu gak enak, kasih comment donks :)