Tour Cappadocia – Lost in Translation

tour-cappadocia

Pagi itu kami sedang duduk-duduk di lobby hotel sambil sibuk masing-masing memegang smartphone, mumpung lagi ada koneksi wifi. Setelah sepuluh menit berlalu, kami mulai gelisah. Seharusnya kami sudah dijemput oleh perwakilan dari travel agen yang sudah kami pesan sebelumnya untuk mengikuti Tour Capppadocia. Akhirnya kami meminta bantuan mas resepsionis yang sedang mengobrol dengan seorang pria di halaman hotel. Ternyata jawabannya sungguh di luar dugaan.

Kami: “mas tolong dong teleponin travel agen ini, kita ada jadwal tour jam 9 dan ini udah jam 9.10 kok belum dijemput?”

Mas resepsionis : “Oh iya ini orang travel agennya” (sambil nunjuk pria di halaman hotel yang daritadi diajak ngobrol)

LHA KENAPA GAK BILANG DARITADI MALIH!!

mobil-vip-tour

Setelah senyam-senyum awkward sama bapak di depan yang ternyata tour guide-nya, akhirnya kami diajak berangkat tour pake mobil Renault warna putih yang diparkir di depan hotel. Udah tau mobilnya sedan dan kami booking private tour, mas bebeb sempet-sempetnya basa-basi sama orangnya.

“ini cuma kami bertiga aja ya pak?”

Dan si bapak tour guide itu diem aja :/

PEDIH KAK PEDIH DICUEKIN!

Mobil udah jalan sekitar 1km dan kami masih dalam suasana hening, tanpa sepatah kata. Kemudian dia mengatakan sesuatu dalam bahasa Turki yang kami nggak ngerti. Kami berempat pun akhirnya sama-sama bingung. Dia mengira kami bertiga bisa bahasa Turki, dan kami pun mengira dia bisa berbahasa Inggris. Dan ternyata kami semua salah sangka.

pasabag-flower

Karena sama-sama bengong, akhirnya dia ketawa-ketawa. Kita ikutan ketawa juga deh biar kompaque 😛 Trus dia ngeluarin smartphone dari kantong bajunya dan menggunakan aplikasi sejenis transtool di smartphone. Setelah berbicara di smartphone dengan transtool, dia menunjukkan hasil terjemahannya ke kami, terus kami manggut-manggut. Dan begitulah cara kami berkomunikasi sepanjang perjalanan.

pasabag-church

Agak sedih dan lucu juga sebenarnya, dari Kaymakli Underground City, Pigeon Valley, sampai Uchisar Castle kami cuma jalan-jalan sendiri gak ada memandu dan yang ngasih cerita-cerita atau penjelasan tentang masing-masing tempat yang kami kunjungi. PADAHAL WANITA ITU BUTUH PENJELASAN PAK!

Tapi yasudahlah kami tetep berusaha menikmati tour ini sambil ketawa-ketawa dan ngomongin bapak tour guide-nya pake bahasa Jawa, mumpung dia gak ngerti. Soal cerita dan penjelasan sih bisa diliat di wikipedia aja nanti 😀

uchisar-castle-cappadocia

Oiya, di tengah-tengah perjalanan menuju Uchisar Castle si bapak nawarin untuk makan siang. Berhubung masih belum lapar dan menurut yang kami baca, biaya tour yang sudah dibayar ini gak termasuk makan siang, kami menolak mentah-mentah gagasan makan siang ini. Tapi si bapak tour guide kekeuh ngajakin sambil berbicara di smartphone-nya pake transtool.

“Makan siang aja dulu yuk di fancy restaurant, ada kok dekat sini”

Kami saling berpandangan penuh arti.

“hah fancy restaurant kan mahal, gak usah deh mending nanti makan mie gelas aja di hotel” jiwa pelit irit saya keluar

 “jangan-jangan ini scam, jangan lengah kita harus menolak!” Safi berapi-api

“Gak usah pak, kami masih belom lapar, nanti aja makannya” Safi ngomong ke transtool

Si bapak baca, geleng-geleng bentar, terus ngomong lagi “Tenang aja, kalian gak usah bayar kok makan siangnya”

Kami masih ragu-ragu sebenernya, tapi berbekal hati yang tulus dan suci serta kartu kredit di dompet, akhirnya kami mengiyakan tawaran dari bapak tour guide.

fancy-restaurant

turkish-restaurant

Sampai di restoran kami kaget, beneran fancy restoran ternyata sodara-sodara. Kami diperlakukan dengan santun banget kayak juragan. Padahal muka keliatan banget belom mandi dari kemaren. Di meja sudah terhidang berbagai macam makanan yang saya gak tau namanya apa, dan ternyata itu baru appetizers aja. Kami masih disuruh pesan makanan utama dan minuman. Macem-macem appetizers-nya bisa diliat di video ini.

Ngeliat kami kebingunan, si bapak tour guide berbaik hati nunjukin cara makan berbagai appetizers yang ada di meja. Tentunya pake bahasa turki dan bahasa isyarat seadanya. Kami pun manggut-manggut sambil ketawa-ketawa. Memang ya, kalo ada banyak makanan di meja rasanya 80% masalah terselesaikan 😛

roti-turki

roti anget

Lagi asyik makan, seorang waitress nganterin 2 keranjang roti dan langsung kami sambut dengan suka cita. Rotinya masih anget pula, mantab! Abis makan roti, mas waitress nganterin lagi sejenis pizza gitu tapi bentuknya bulat. Rasanya juga enak, mirip-mirip Turkish Pizza yang di Selcuk.

pizza-turki

ini rasanya kayak pizza gitu

Abis makan segala macem appetizers, roti sama pizza, kami sebenarnya udah cukup kenyang. Tapi kami masih harus menyediakan ruang untuk menu makanan utama yang sudah kami pesan. Safi memesan Chicken Kebab, mas bebeb memesan chicken wings kebab, dan saya memesan Testi Kebab karena penasaran.

chicken-wing-kebab

chicken wing kebab

chicken-kebab

chicken kebab

Testi kebab ini ternyata adalah daging dan sayuran yang dimasak di dalam sebuah guci tanah liat. Populer juga dengan nama Turkish Pottery Kebab. Unik banget sih memang penyajiannya. Tapi menurut saya lebih enak kalo dimakan pake nasi putih anget-anget sama cabe rawit banyak. Berasa makan oseng-oseng daging hihihi 😀

testi-kebab

testi kebab

Perut rasanya udah mau meledak, tapi ternyata masih ada dessert sejenis cake yang terbuat dari kelapa. Rasanya ya manis seperti dessert-dessert kebanyakan. Selesai makan, kami udah gak sanggup bergerak lagi, si bapak tour guide masih juga nawarin cay. Kami menolak dengan halus sambil megangin perut, dan dia pun ketawa-ketawa.

dessert-turki

dessert ala Turki, sejenis cake gitu

Akhirnya saat yang mendebarkan pun tiba, ini kira-kira bakalan disuruh bayar apa enggak ya? beneran gratis gak? atau jangan-jangan disuruh cuci piring?

Alhamdulillah ternyata beneran gratis, kamipun melenggang manjah keluar restoran *lempar emas batangan* 😀

tour-guide-cappadocia

foto bareng bapak tour guide yang bahkan sampe sekarang namanya kita gak tau

Abis makan, kami masih melanjutkan tour ke beberapa tempat wisata lain seperti Pasabag dan Devrent Valley, kemudian kembali ke hotel. Sebenernya bapak tour guide nawarin ke workshop karpet sama onyx, tapi kami males dan minta alternatif tempat yang lain. Untungnya dia gak maksa dan nurutin aja apa maunya kita. Gapapa deh lost in translation sedikit, yang penting ditraktir makan enak, dan pelayanannya ramah 😀

Tasakur ederim!

117 thoughts on “Tour Cappadocia – Lost in Translation

  1. Moch. Cahya Setiawan

    kak, apakah ada contact person, saya permisi mau tanya banyak hal sebelum saya travelling ke sana, karena ini awal pertama saya travelling ke luar negeri. Mungkin bisa send by email . Terimakasih

    Like

    Reply

Di-read doank itu gak enak, kasih comment donks :)