Nostalgia Sepiring Nasi Lengko

v e g e t a b l e o f t h e w e e k

Hujan memang selalu bikin baper. Tak terkecuali siang itu ketika saya sedang menikmati sepiring Nasi Lengko H Barno, salah satu kuliner yang wajib dicicipi ketika berkunjung ke Cirebon. Sambil menggigit potongan tahu goreng yang tercampur nasi dan mentimun, pikiran saya berkelana pada suatu memori saat saya masih kuliah di Malang belasan tahun yang lalu. *iye belasan tahun lalu, gak salah baca kok* *oles-oles krim anti aging* :/

nasi-lengko-cirebon

Nasi lengko adalah makanan khas masyarakat pantai utara (Cirebon, Indramayu, Brebes, Tegal dan sekitarnya) yang terdiri dari bahan-bahan non hewani yaitu nasi putih, tempe goreng, tahu goreng, kubis, mentimun yang dipotong kecil-kecil, tauge, daun kucai dan taburan bawang goreng. Tidak lupa disiram dengan bumbu kacang dan kecap manis. Untuk melengkapinya biasanya nasi lengko disajikan dengan ditambah 5 atau 10 tusuk sate kambing, juga kerupuk aci.

sate-kambing-02

Ketika saya kuliah, nasi lengko adalah penyelamat perut dari kelaparan tanpa menyakiti isi dompet. Cukup dengan uang 2000 rupiah, saya sudah bisa menyantap sepiring nasi lengko dengan tambahan toping berupa telur dadar atau gorengan hangat. Tidak ada sate kambing maupun kerupuk aci yang disediakan di sana. Malahan ada menu lain berupa ketoprak sebagai alternatif jika sudah bosan dengan menu nasi lengko.

Lapak jualan nasi lengko ini berada di samping Masjid Raden Patah, dengan kapasitas tempat duduk yang tidak terlalu banyak. Saya rasa hampir semua mahasiswa Universitas Brawijaya mengetahui keberadaan lapak ini. Kadang saya dan seorang teman harus mengurungkan niat makan jika lapak sudah setengah penuh terisi oleh mahasiswa. Agak rikuh rasanya jika harus memaksa masuk diantara pria-pria yang kebanyakan adalah mahasiswa alim yang rajin nongkrong di masjid. Biasanya kami menunggu sambil duduk-duduk di sekitar masjid sampai lapak agak sepi. Maklumlah kami kan mahasiswi pemalu, apalagi kalo kebetulan ada gebetan yang lagi makan di situ *benerin jilbab* *muka tersapu-sapu*.

***

nasi-lengko-hbarno

Di Cirebon ada banyak sekali tempat makan yang menyediakan menu nasi lengko, mulai dari warung kaki lima sampai sekelas rumah makan. Salah satu yang paling populer adalah Nasi Lengko Haji Barno yang berlokasi di jalan Pagongan. Selain di jalan Pagongan, Nasi Lengko H Barno saat ini juga memiliki cabang di seberang Grage Mall, tepat bersebelahan dengan warung Nasi Jamblang Mang Dul yang juga tidak kalah populer. Dengan begini wisatawan yang datang ke kota Cirebon tidak perlu repot-repot jika ingin mencicipi semua makanan khas Cirebon, cukup datang ke satu tempat. Satu piring nasi lengko bisa ditebus dengan merogoh kocek sebesar 10.000 rupiah. Jika ingin menambah sate kambing, 5 tusuknya seharga 17.500 rupiah. Sebungkus kerupuk aci seharga 5.000 rupiah semakin membuat acara makan menu sederhana tersebut menjadi semakin menyenangkan.

nasi-lengko-sejarah

kota-cirebon

Nasi Lengko Haji Barno kabarnya sudah berdiri sejak tahun 1968, dan saat ini dikelola oleh generasi kedua. Sedangkan di kampus saya, lapak nasi lengko tersebut sepertinya baru ada di awal-awal tahun 2000 dan menjadi satu-satunya tempat makan di kota Malang yang menyediakan menu nasi lengko. Karena harganya yang terjangkau dan kaya akan gizi, tidak heran jika nasi lengko ini mendapat tempat di hati para mahasiswa. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan banyaknya renovasi besar-besaran di kampus, saat ini saya sudah tidak tahu lagi mengenai kabar lapak nasi lengko ini. Apakah masih eksis? atau hilang dibalik gempuran kafe-kafe kekinian yang saat ini semakin menjamur di Malang?

126 thoughts on “Nostalgia Sepiring Nasi Lengko

  1. Edogawa

    Nasi lengko itu cuma sampe tegal kayaknya, pemalang udah jarang, tapi di tempatku BREBES, nasi lengko masih harga 2500 rupiah tuh, kl belinya didesaku yg jual sarapan pagi.

    Tapi kl udah di warung makan ya masih 4000 plus gorengan 1 jadi 5000

    Like

    Reply

Di-read doank itu gak enak, kasih comment donks :)