Sehari Jadi Anak Menteng bareng Jakarta Good Guide

taman suropati

Terkaget-kaget saya membaca email dari seorang teman bernama Nico yang tinggal di Jerman. Dia bilang besok akan mengunjungi Indonesia untuk berlibur. Tujuan utamanya sih ke Bali, tapi sebelumnya dia akan singgah semalam di Jakarta dan minta diajak muter-muter Jakarta. Saya bingung donk mau ngajakin jalan-jalan ke mana. Secara kalo weekend lebih sering jajan-jajan cantik di coffeeshop atau sekedar ngadem di mall. Udah gitu ngasih taunya mendadak pula, saya kan jadi gak sempet luluran nih #ehgimana 😛

jakarta walking tour

Untungnya saya menemukan Jakarta Good Guide yang berencana mengadakan walking tour ke kawasan Menteng. Langsung deh saya mendaftarkan diri dan kemudian terpaksa bangun pagi demi nemenin bule ganteng jalan-jalan di sekitaran Menteng.

Walking tour dimulai dari Taman Suropati yang awalnya bernama Burgemeester Bisschopplein. Nama ini diambil dari nama walikota (burgemeester) saat itu yaitu G.J. Bisshop. Di taman ini terdapat enam karya seniman dari enam negara pendiri ASEAN yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Brunei, Filipina, dan Singapura.

Dari Taman Suropati, kami berjalan menuju depan Gedung Bappenas. Gedung yang dibangun pada sekitar tahun 1800-an dan direnovasi pada tahun 1925 ini menyimpan banyak misteri. Menurut beberap sumber, gedung ini pernah menjadi kantor organisasi Freemason. Anggota organisasi Freemason ini dianggap mengetahui detail blueprint kota Batavia dan memiliki ritual khusus yang dilakukan di basement gedung. Tapi sampai saat ini belum ada yang dapat memastikan kebenaran kabar tersebut karena akses untuk masuk ke basement telah ditutup. Duh jadi merinding saya dengernya *senderan ke Nico*.

jakarta good guide

Mas Farid, dari Jakarta Good Guide

Dari Gedung Bappenas, kami berjalan ke Gereja Paulus atau yang biasa disebut gereja ayam. Dinamakan gereja ayam karena tepat di atas atap gereja terdapat ornamen besi berbentuk ayam. Yang bikin unik adalah kaca patri pada dinding gereja ini diimpor langsung dari Delft, Belanda.

gereja paulus

Di sebelah gereja Paulus terdapat Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang ternyata dulunya adalah rumah milik Laksamana Maeda. Di sini Bung Karno, Bung Hatta, dan Achmad Soebardjo merumuskan naskah proklamasi yang kemudian diketik oleh Sayuti Melik. Hayo masih pada inget gak pelajaran sejarah waktu di sekolah dulu?

museum perumusan naskah proklamasi

museum perumusan naskah proklamasi

Fakta yang baru saya ketahui adalah pertemuan untuk merumuskan naskah proklamasi tersebut dilaksanakan pada dini hari dan setelah naskah disetujui, semua peserta kemudian menyantap hidangan sahur bersama-sama. Hidangan yang mereka santap adalah makanan paling populer di Indonesia yaitu nasi goreng. Denger kata nasi goreng, si Nico langsung minta diajak makan nasi goreng paling enak di Jakarta. Iya mister, apa sih yang enggak buat kamu :/

sekolah obama

sekolah obama

Setelah itu kami berjalan menuju SDN Menteng 01 yang saat ini populer disebut dengan Sekolah Obama, karena presiden Barrack Obama dulu pernah bersekolah di sini sekitar tahun 1969 –  1971. Selain plakat di gerbang sekolah, di bagian dalam juga terdapat patung yang menggambarkan masa kecil Barrack Obama. Beberapa pihak ada yang menganggap hal ini berlebihan. Kalo menurut kamu gimana?

Museum Jenderal Besar A.H Nasution

Museum Jenderal Besar A.H Nasution

Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Museum Jenderal Besar A.H Nasution yang diresmikan sejak 3 Desember 2008. Dipandu oleh petugas yang ada di museum, kami menelusuri tragedi penembakan Ade Irma Suryani yang dilakukan oleh pasukan Tjakrabirawa pada tanggal 1 Oktober 1965. Bekas peluru yang ditembakkan dan merusak meja beserta dinding kamar masih terlihat  jelas. Sebenarnya di dalam museum ini banyak terdapat patung-patung yang menggambarkan kejadian tersebut, tapi saya gak sanggup memotretnya, keburu merinding dan miris duluan 😦 *pelukan sama Nico*

jalan cendana

ini rumah?

walking tour

karena gak mampu beli, selfie aja di depannya

Setelah merinding berjamaah, kami berjalan melewati jalan Cendana yang tersohor di masa Orde Baru. Rumah milik keluarga Cendana yang bercat hijau itu kini tampak tidak terawat, namun masih banyak aparat yang melakukan penjagaan di dalamnya. Sepertinya masih banyak harta karun yang tertinggal di sana 😀 *kebayang rekening miliaran di Swiss National Bank*.

kunstkring jakarta

kunstkring jakarta

Kami berjalan lagi menuju bangunan selanjutnya, yaitu Galeri Kuntskring. Arsitektur bangunan ini masih dipertahankan bentuk aslinya. Awalnya bangunan yang dibangun pada tahun 1914 ini diperuntukkan sebagai Galeri Seni. Kemudian pernah digunakan sebagai kantor imigrasi dan juga pernah disulap menjadi Buddha Bar yang mengundang banyak protes dari berbagai pihak. Akhirnya saat ini bangunan digunakan sebagai restaurant dan coffeeshop.

masjid cut meutia

masjid cut meutia

Bangunan terakhir yang kami tuju adalah Masjid Cut Meutia. Dibangun pada tahun 1879 – 1955 sebagai bangunan kantor biro arsitek pada jaman kolonial.  Pernah juga digunakan sebagai kantor Jawatan Kereta Api belanda dan kantor Kempetai Angkatan Laut Jepang. Setelah Indonesia merdeka, gedung ini pernah digunakan sebagai kantor urusan perumahan hingga kantor urusan agama. Lalu pada tanggal 18 Agustus 1987, bangunan ini diresmikan sebagai Masjid Tingkat Provinsi.

walking tour

Nico gak mau difoto

Akhirnya selesai sudah rangkaian acara Jakarta Walking Tour di kawasan Menteng hari itu. Kalo diitung-itung kami sudah menempuh jarak kurang lebih 5 km, pantesan kok kaki lumayan pegal, perut mulai lapar dan muka sudah kucel penuh keringat. Meskipun capek tapi seneng karena bisa ngerasain sehari jadi anak Menteng.

thetimescouk

bhay! (sumber foto)

“Can you take a picture of me here?” pinta Nico sambil menyodorkan ponsel ke tangan saya. Dia berpose beberapa kali dengan latar belakang masjid Cut Meutia dan kacamata hitamnya yang daritadi terus dikenakan untuk menghalau panasnya matahari Jakarta. Ganteng amat sih mz!!  Tiba-tiba ada bajaj ngebut nyelonong dari belakang Nico, BRUAAAAKKK!!

Lho Nico yang ketabrak kok malah jidat saya yang benjol?! 😦 Sambil berusaha bangun dari lantai di sebelah tempat tidur, saya cuma bisa elus-elus jidat dan berharap walking tour bareng Nico Rosberg tadi bener-bener nyata :/

107 thoughts on “Sehari Jadi Anak Menteng bareng Jakarta Good Guide

  1. Dian Rustya

    HAHAHAHHAHHAHAHHAHHAHAHA twistnya! 😆

    Kayaknya seru juga ya kalau pas ke Jakarta ikut walking tour seperti ini *masukin catetan*

    Like

    Reply
  2. Rifqy Faiza Rahman

    Itu Mas Gara tah Mbak?

    Asyik ya, ada beberapa tempat yang (ternyata semuanya) baru tahu setelah lihat fotonya di sini, hahaha

    Like

    Reply
  3. rahmabalcı

    ihh sumpahhhh..kirain benerannnnn ada mas nico…kalo ga ada yang itu sama mas nico saputra juga boleh tuh sandarannnya kakaaaaaa

    Like

    Reply
  4. bukanrastaman

    Jadi inget lagunya slank anak menteng ya 😀 :

    —–
    Anak menteng cantik-cantik
    Seger-seger bak buah kaleng
    Bau wangi dandanan mentereng rengtereng
    Cepak, keriting, gondrong tetep keren

    Like

    Reply
  5. Maya

    Iiih Ditaaaa, udah sampe bawah gw nyariin foto si Nico, taunya… *lempar bule*
    Etapi menarik deh tour nya, gw baru tau ada tour beginian…hihihi mauuk ah jadi anak Menteng 😆

    Like

    Reply
  6. liandamarta.com

    Ish kamuuuuu.. ku pikir beneran ada Niconya hahaha. Eh tapi asik juga ya city tour kayak gini. Aku mau dong kapan-kapan ditemenin city tour muterin Menteng, pengen ke museum-museumnya itu 😀

    Like

    Reply
  7. alrisblog

    Keren nih Jakarta Good Guide, dukung deh kegiatannya.
    Kalo liat rumah pak Harto gak keurus saya ikut sedih. Walau bagaimanapun Beliau ikut membangun negara ini. Ambillah yang baiknya saja.

    Like

    Reply
  8. noerazhka

    Eh, semprul banget ya itu bagian Nico-nya! Gembel kamuh, Dit .. X)))))

    Btw, bisa rikues masuk ke Gedung Bappenas ga tuh? Penasaran banget, gara-gara baca Jacatra Secret, yang endingnya ngga bangets itu .. 😦

    Like

    Reply
  9. cerita4musim

    Wah daerah jajahan aku nih, dr SMP disekolahin di area sini. Sekarang setiap ke Menteng bingung sendiri, semua serba berbeda 🙂 and I love Kunstkring a lot walaupun toiletnya serem :))

    Like

    Reply

Di-read doank itu gak enak, kasih comment donks :)