Rock Climbing Gunung Parang dengan Via Ferrata

1441346521300

Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn’t do than by the ones you did so. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover.

-Mark Twain-

Berkaca dari inspirational quote di atas, akhirnya weekend kemarin saya nekat ikutan trip rock climbing Gunung Parang sendirian. Iya sendirian, udah biasa kok *kemudian nangis di kolong*. Abisnya udah lama banget pengen ke sana dan ngerasain sensasi rock climbing, tapi ngajakin temen gak ada yang mau. Giliran udah ada temen, eh di H-1 dia ngebatalin. Sedih hati adek, bang 😦 Tapi yaudah sih masa cuma gara-gara gak ada temen aja jadi gak berangkat. Lagian ini kan open trip, pasti nanti saya bakalan ketemu temen-temen baru.

 

1441346828042

Gunung Parang terletak di Kampung Cuhuni, Desa Sukamulya, Kec. Tegalwaru, Purwakarta. Hanya perlu berkendara sekitar 2-3 jam dari Jakarta. Namun titik pendakian rock climbing berada di desa Cirangkong, sekitar 1km dari Kampung Cihuni. Berhubung lagi musim kemarau, view di sekitar Gunung Parang agak kering dengan sawah-sawah yang menguning. Beda banget waktu liat postingannya pendaki hits kekinian, bang Acen yang ke sana pas lagi musim hujan dengan view-nya yang asri dan sawah yang ijo royo-royo. Tapi kalo lagi musim hujan tentunya kurang aman buat rock climbing.

1441346963102

Sebelum melakukan rock climbing, para peserta terlebih dahulu di-briefing mengenai via ferrata dan peralatan safety-nya. Via ferrata berasal dari bahasa Italia yang artinya jalur besi. Jadi rock climbing yang dilakukan adalah dengan meniti tangga besi yang sudah dipasang sepanjang area tebing. Tentunya ini lebih mudah dibandingkan rock climbing beneran yang mengandalkan pijakan-pijakan batu atau lubang yang sempit dan licin. Pendeknya, dengan via ferrata, semua orang pasti bisa melakukan rock climbing dengan syarat dalam kondisi sehat jiwa dan raga. Baik laki-laki, perempuan, tua, muda, jomblo, ataupun jomblo musiman *ini bukan curhat*.

By the way, via ferrata yang ada di Gunung Parang ini adalah yang pertama di Indonesia dan merupakan yang tertinggi kedua di Asia. Lokasinya ada di tower 3, tempat di mana si manusia cicak melakukan rock climbing beneran tanpa pengaman.

1441346799143

Peralatan safety yang diperlukan dalam melakukan rock climbing via ferrata adalah Seat Harness yaitu tali yang dipasang melingkari pinggang dan paha sebagai penyangga berat badan, Carabiner yang digunakan untuk mengaitkan tubuh pada kawat baja, Lanyard Arm yaitu tali yang menghubungkan carabiner dengan Energy Absorber yang berfungsi meredam tegangan tali (Lanyard arm) jika kita terjatuh, Helm sebagai pelindung kepala kalau ada batu-batu yang jatuh dari atas dan Sarung Tangan biar tangan princess gak licin atau lecet-lecet pas lagi manjat. Sebaiknya gunakan sepatu tertutup saat melakukan kegiatan ini. Disarankan juga memakai kacamata hitam supaya gak silau saat memanjat. Takut kacamatanya jatuh? pake cengdem aja, biar kalo jatuh gak nyesek-nyesek amat 😛 Oiya sebaiknya sih jangan bawa barang-barang berharga ke atas seperti handphone, kamera, kulkas 2 pintu, TV 32 inch, selain kalo jatuh bakalan rusak, kita juga bisa membahayakan orang-orang yang ada di bawah. Buat pepotoan di atas, cukup percayakan saja kameramu sama mas-mas guide, pasti mereka bakalan ambil foto yang keren.

1441345832567

Briefing sebentar, dan jangan lupa berdoa

1441346749090

sebelum naik, dikasih contoh dulu nih

Setelah diberi contoh penggunakaan peralatan, satu per satu dari kami mulai memanjat tebing dengan pijakan tangga besi. Kami akan memanjat sampai di ketinggian 150 m, dan akan beristirahat sebentar di ketinggian 75 m. Inti dari rock climbing dengan via ferrata ini adalah ketenangan dan tidak terburu-buru.

1441346722775

whoa udah lumayan tinggi

1441346699851

istirahat sebentar di ketinggian 75 m

Saya sebenernya bukan orang yang takut ketinggian, tapi kalo tinggi-tinggi banget trus ngeliat ke bawah ya agak semriwing juga rasanya 😀 Sambil mengurangi kepanikan dan ketegangan, sebaiknya foto-fotoan aja yang banyak. Peserta kemarin bahkan ada yang berani pose ekstrim sambil melepas dua pegangan tangan. Duhh kalo saya belum berani deh, ngeri cyin.

1441346472742

pake baju cerah biar kece kalo difoto

1441346482745

berani pose kayak gini?

1441346635262

abaikan muka, fokus ke pemandangannya aja

Ternyata jalur via ferrata ini gak selalu vertikal, di beberapa tempat bahkan ada yang berbelok terus berubah jadi horisontal. Pas di jalur horisontal ini menurut saya agak ngeri, karena pegangan besi yang biasanya ada di atas jadi gak ada. Sebagai gantinya kami harus berpegangan ke kawat baja, dan tentunya juga sebagai muslim yang baik, harus berpegangan pada al-qur’an dan hadits 🙂 *benerin sarung*

1441346659116

jalurnya berubah ke samping

1441346604295

memandang danau Jatiluhur

Alhamdulillah akhirnya kami sudah sampai di ketinggian 150 m. Di sini ada cerukan seperti gua kecil yang bagus buat tempat foto-foto atau sekedar beristirahat. Pemandangan dari atas memang keren dan menakjubkan.

1441346559167

the climb is tough, but the view from the top is worth it

Setelah puas foto-foto dan beristirahat di atas, kami pun bersiap turun. Disini saya rasanya pengen marah-marah sama yang bikin quote “it easier to go down a hill than up“. Hah kata siape?! ini turunnya lebih horror mamih, soalnya kan harus terus-terusan liat bawah untuk nyari pijakan dan itu beneran bikin nyali ciut. Untunya turun dengan cara nyari-nyari pijakan ini cuma berlangsung sampai di ketinggian 75 m. Sisanya? ya lompat ke bawah laah 😛

1441346581484

posisi badan yang benar

Gak denk, dari ketinggian 75 m ini, kami turun menggunakan teknik rappeling. Teknik ini umum digunakan untuk menuruni tebing dan dikategorikan sebagai teknik yang sepenuhnya bergantung dari peralatan. Prinsip dari rappeling adalah menggunakan tali sebagai jalur lintasan, menggunakan gaya berat badan dan gaya tolak kaki pada tebing, menggunakan salah satu tangan untuk keseimbangan dan tangan lainnya untuk mengatur kecepatan. Pada saat rappeling badan harus selalu tegak dan kaki lurus. Alhamdulillah meskipun belum pernah rappeling, saya berhasil mengatasi ketakutan dan sampai di bawah dengan selamat tanpa kurang satu apapun. Dan akhirnya bucket list nyobain rock climbing sebelum umur 25 tahun bisa dicoret, yeayy!! *buang KTP di waduk jatiluhur* 😛

1441347262329

Jadi weekend ini mau ke mana? 😀

***

Photo courtesy of Bintang Jelajah

One Day Trip Via Ferrata Gunung Parang with Bintang Jelajah
IDR 450rb (all in)

86 thoughts on “Rock Climbing Gunung Parang dengan Via Ferrata

  1. Rifqy Faiza Rahman

    Aaaa jadi kangen latihan climbing-rappeling, di Malang biasanya di Lembah Kera, tapi ya ga ada pasak besinya gitu. Tinggi juga ya Mbak, kuncinya memang harus tenang dan percaya sepenuhnya pada alat2 yang sudah dijamin safety. Penasaran ih ke sana, minta temenin Bang Acen ajaa 😀

    Btw, itu kayaknya gak kelihatan keringetannya Mbak hahaha

    Like

    Reply
    1. Dita Post author

      Yang jelas lebih gampang dari rock climbing beneran kak, tapi tetep tantangan bagi aku yg gak pernah naik gunung dan aktivitas pecinta alam lainnya 😀

      Like

      Reply
  2. bintang

    Finally muncul juga tulisannya. Thx ya Dita. Oh rupanya lebih takut pas turunnya ya…. pantes ada yg bilang “tangkap aku mas” Oups… *siapin helm takut ditimpuk pake carabiner.
    semoga ngga kapok ‘menjelajah’ lg ya….

    Like

    Reply
  3. santi

    TRUS MANJAT MAS BEBEBNYA PAKE SEAT HARNESS JUGAK GA CISTEL? *pake helem takut dilempar carabiner* 😀 😀
    trus keingetan serunya jaman2 jadi pecinta alam. kalo sekarang mah pecinta suamik aja cukup 😛

    Like

    Reply
  4. joeyz14

    OMG!!!! Kamuh! Bikin speechless. Keren dit! Hebat kamu. Duileh aku mahhh ga mungkin sanggup. Btw carabiner sounds familiar banget dulu jaman ikut pecinta alam di kampus

    Like

    Reply
    1. Dita Post author

      Itu yang Badega Gunung Parang ya nginepnya mba? Pernah browsing sih, seru banget memang kayaknya. Ada belajar bikin kerajinan anyaman bambunya 😀

      Like

      Reply
  5. aqied

    Rock climbing belon pernah dan bikin penasaran gimana sensasi pelukan sama tebing (eh).
    Rappeling ituh yg ngangenin. Ud luamaaa bzanget gak Rappeling dan spertinya ud lupa teknik2nya deh. Hiks

    Like

    Reply
  6. denaldd

    Kakaakk, aku makin mengagumimu. Soalnya dirimu panjat2 gitu ga nampak kumus kumus *sangu kertas minyak banyak 😅😅 dulu pas jaman SMA dan kuliah ikutan pencinta alam, kok ga ada takut2nya ya sama ketinggian. Sekarang naik ke mercusuar aja ndredeg setengah mampus :)))) *salahkan umur.

    Like

    Reply
  7. buzzerbeezz

    Ini gak ada lift atau funicular yang langsung bisa ke atas tanpa panjat2 kah? Trus sampe atas tinggal pose nemplok di tebing biar dikira panjat tebing gitu #lha.. *gak mau capek* *tapi cuma mau foto2 doang*

    Like

    Reply
  8. Gara

    Keren Mbak, pemandangannya memang ciamik banget di sana, cuma dengan bobot tubuh seperti saya ya mesti mikir-mikir lagi sih kalau mau ikutan :haha. Tapi saya setuju sih, selama peralatannya memang aman, tak ada salahnya dicoba. Hitung-hitung mumpung masih muda dan supaya lebih banyak pengalamab :hehe. Gunung Parang, ya… kalau saya ke Gunung Padang saja dulu, deh :hehe.

    Like

    Reply
    1. Dita Post author

      Bisa aja sih naik kendaraan pribadi, tapi kalo angkutan umum aku kurang tau. Kalo berdua mendingan gabung open trip aja, jadwalnya bisa diliat di websitenya Bintang Jelajah

      Like

      Reply
  9. Syifna

    aaah gile keren bangeet mba, keren apanya ? semuanyaaaa 😀
    Paan di bilang kalau nggak ada temen lagi, bisa contact akyuu kaka. pegimane sih hehehe.
    aku juga mau tuh nyobain rock climbing 😀

    Like

    Reply
  10. alrisblog

    Wuih cakep nih tempat buat menguji nyali. Perlu dijajal apa masih kuat naik setinggi 150 itu. Dulu tahun 2007 biasa naik tower t*lkomsel sampai ketinggian 110 m memeriksa baut-baut apa cukup dipasang dan kuat. Diatas bergoyanglah kita diterpa angin hehe…

    Like

    Reply
  11. Anisa

    Dear Mbak Dita,

    Makasih sharingnya, jadi kepengen juga nih, walo agak takut sama ketinggian hehehe

    Ada kontak orang di via ferratanya? Makasih sebelumnya

    Like

    Reply
    1. Dita Post author

      Kalo orang via Ferratanya langsung ga ada mba, coba kontak Bintang Jelajahnya aja…mereka bikin trip reguler kok ke sana. Link-nya Bintang Jelajah udah aku sertakan kok 🙂

      Like

      Reply

Di-read doank itu gak enak, kasih comment donks :)