Sebait Doa di Masjid Biru

PicsArt_1400666347507

PicsArt_1400666546617

”hey, do you want to pray?” teriakan salah seorang petugas berjaket hitam mengagetkanku yang sedang bengong mengantri di depan pintu masuk masjid.

Aku hanya mengangguk gugup sambil sesekali curi-curi memandangi wajah tampan si petugas yang mirip pemain bola Real Madrid, Karim Benzema. Kemudian dia menyodorkan sebuah kantong plastik transparan untuk menyimpan sepatu di rak-rak yang telah disediakan.

Kedatanganku ke masjid biru siang itu memang bertepatan dengan kumandang adzan dzuhur, dimana masjid tersebut ditutup sementara untuk wisatawan karena akan digunakan untuk menunaikan ibadah sholat dzuhur berjamaah.

PicsArt_1400666967794

Sambil mengagumi interior masjid yang megah, kokoh dan serba biru aku bergegas menuju ke women section, yaitu sebuah sudut masjid yang tertutup pintu kayu dan dikhususkan untuk perempuan. Di dalamnya sudah banyak jamaah perempuan yang sedang bersiap-siap untuk shalat.

PicsArt_1400684535240

Selesai shalat dzuhur berjamaah, aku berkeliling masjid sambil membaca sejarah masjid yang di Turki lebih dikenal dengan nama Masjid Sultan Ahmet ini dari sebuah artikel internet di ponsel pintarku. Masjid ini dibangun antara tahun 1609 – 1616 atas perintah dari Sultan Ahmet I, yang makamnya juga berada di dalam kompleks masjid. Sultan Ahmet I menunjuk Sedefkar Mehmet Aga sebagai arsitek dari pembangunan masjid yang memiliki 1 kubah besar, 6 menara, 8 kubah kecil dan langit-langitnya yang dihiasi 20.000 ubin berwarna biru ini. Sayangnya, satu tahun setelah pembangunan masjid selesai, Sultan Ahmet I meninggal dunia di usianya yang masih sangat muda yaitu 27 tahun. Di masa pemerintahannya, Sultan Ahmet I yang dikenal ramah dan sederhana ini berusaha memberikan banyak perubahan di kerajaan Ottoman yang pada saat itu sedang dilanda krisis dan pertempuran dengan negara-negara Eropa. Dia berusaha memastikan keamanan internal dan eksternal, juga mulai mengambil tindakan untuk restrukturisasi dan reorganisasi. Dia tidak segan-segan turun tangan dalam hal teknis sekalipun. Bahkan dalam proses pembangunan masjid biru ini, Sultan Ahmet I adalah orang pertama yang mulai menggali tanah dengan linggis.

PicsArt_1400666144576PicsArt_1400684022835

Entah mengapa tiba-tiba aku jadi teringat seseorang yang sifatnya agak mirip dengan deskripsi sang sultan. Seseorang yang selalu kurindukan dalam setahun terakhir ini. Hmm…ya meskipun mungkin memang agak berlebihan menyamakan seorang sultan dengan ayah sendiri 😀 Tapi entahlah, mendengar seorang pemimpin yang memiliki sifat sederhana, pekerja keras, aku pasti langsung teringat papa. Seorang pemimpin yang juga pekerja keras, dan tidak segan-segan mengerjakan hal kecil sekalipun. Seseorang yang selalu tampil sederhana dan apa adanya. Di hari-hari terakhirnya dia juga sempat menjadi ketua panitia pembangunan 2 buah masjid, yaitu masjid di sekolah yang dulu dia pimpin dan masjid di dekat rumah.

PicsArt_1400684308760

Tanpa sadar aku sudah duduk bersimpuh di sebuah hamparan karpet merah bermotif bunga tulip warna biru dan putih, ” Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, kasihanilah ia, lindungilah ia dan maafkanlah ia, muliakanlah tempat kembalinya, lapangkan kuburnya, bersihkanlah ia dengan air, salju dan air yang sejuk. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran, dan gantilah rumahnya di dunia dengan rumah yang lebih baik di akhirat. Masukkanlah ia ke dalam surga-Mu, dan lindungilah ia dari siksa kubur juga siksa api neraka”

59 thoughts on “Sebait Doa di Masjid Biru

  1. siti

    wah saya dari dulu punya impian ke masjid ini, cuma belum kesampaian, keren yaak… dan semoga doa untuk ayahandanya di ijabah.. Aamiin YRA…

    Like

    Reply
  2. rahmabalcı

    wah kpn nı ke sultan ahmetnya:) ada 1 mesjıd lagı yg kurang lebıh sama ınterıornya: sultan fatıh camıe..agak jauhdıkıt lokasınya..masjıd yg dıbangun untuk penghormatan sang penakluk konstatınopel..plus makamnya belıau dı area masjıd juga..saya palıng senang ke masjıd sana, naık bs 1x or taksı dr area emınonu

    Like

    Reply
    1. rintadita Post author

      udah tahun lalu teh, masih belom kenal sama teh Rahma….kalo udah kan bisa mampir hihihi 😀 huwaaaa belum sempet, jd pengen kesana lagi nihhh, semoga ada rejekinya

      Like

      Reply
  3. iiijul

    ya Allah… Turki.. >.<
    Pengen banget ke sini…
    hari ini blogwalking ke traveller semua kayaknya. temennya traveller itu traveller emang ya 😀

    salam kenal, pertama kali mampir nih 🙂

    Like

    Reply
  4. Cut Isyana

    Aamiin Ta.. anak solehah in sha Allah doanya dikabulkan ya.. temen anak sholehah semoga dikabulkan doanya juga. Aku mau ke Turki, ya Allah..

    Like

    Reply
  5. Vinda Filazara

    Subhanallah ..
    Allah sayang sekali atuh sama Mbak. Yang sini masih ngimpi, Mbak sudah sampek sana duluan. Kesempatan doa pula di tempat suci nan indah.
    Aamiin. Mabruk yaa mbak 🙂

    Like

    Reply
  6. dhicovelian

    Salam kenal Mbak Dita…
    Aamiin… Semoga doa Mbak, dikabulkanNya.
    Memang masjid-masjid peninggalan Kekhilafahan Turki Usmani keren-keren… 🙂

    Like

    Reply

Di-read doank itu gak enak, kasih comment donks :)