One Day Trip ke Gunung Padang

image

Baru sadar, ternyata saya udah lama banget gak jalan-jalan 😥 *pelototin Bebeb*. Kalimat pembuka macam apa ini, belom apa-apa udah tjurhat 😀 Jadi, minggu lalu seorang temen ada yang ngajakin one day trip ke Situs Megalith Gunung Padang – Cianjur. Tapi karena minggu lalu saya udah berkomitmen untuk ikut Independence Day Run, terpaksalah tawaran itu saya tolak, padahal dalam hati sih pingin banget ikut. Berhubung gak bisa ikut, saya minta itinerary dan rincian perjalanan dari dia, jadi kalo saya pengen kesana kan enak, udah ada panduannya. Kemarin malem dia langsung kirim itineray-nya ke email dan ternyata cukup lengkap juga. Maka untuk menghargai jasa-jasanya, dan karena dia gak punya blog *tapi nomer hp punya kok* :mrgreen: jadinya saya posting disini (dengan sedikit modifikasi) sebagai postingan dari narasumber *ceilaaah gaya banget yak*, siapa tau ada temen-temen lain yang juga pengen kesana. Yuukk bareng-bareng kesana yuuuukkk *nyari temen* 😀

image(3)

Untuk menuju gunung padang, kami ber-7 harus menempuh perjalanan yang cukup panjang dan lama, mungkin karena weekend dan macet di puncak.

  1. Terminal Kampung Rambutan. Merupakan meeting point saya dan 6 orang teman yang lain. Dari terminal ini kita bisa memilih berbagai jenis bus jurusan Jakarta – Cianjur. Karena perjalanannya jauh dan lama, maka pilihlah bus yang nyaman dan setia. Pilihan jatuh pada bus MARITA jurusan Kampung Rambutan – Cianjur dengan tarif Rp 22.000, cukup murah untuk perjalanan 3,5 jam. Perjalanan dari Kampung Rambutan ke Cianjur ditempuh dalam waktu 3 – 4 jam (tergantung pada kondisi lalu lintas di puncak)
  2. Pertigaan sebelum terminal Cianjur. Gak tau pertigaan apa namanya kalo gak salah Jabrot apa Jebrot gitu yah, yang pasti banyak angkot ngetem disini :mrgreen: Dari sini kami naik angkot no. 63 menuju toko terkenal a.k.a “Warung Kondang”, pokoknya ini warungnya kondang banget deh gak kalah sama kodang in, kalo kamu bilang mau turun di Warung Kondang, supir angkotnya pasti tau 😀
  3. Warung Kondang. Disini ada bapak-bapak timer angkot, kita bisa minta bantuannya untuk cari angkot yang mau disewa (atau dicarter) untuk ke Gunung Padang. Jangan lupa siapkan mental dan muka badak untuk tawar menawar harga. Setelah proses tawar menawar yang cukup pelik, akhirnya kami dapet juga angkot yang bersedia disewa dengan tarif Rp. 200.000 PP dan si supir akan menunggu di area parkir Gunung Padang. Karena kami ber7, jadi jatohnya lebih murah 😀 Sebenernya bisa juga sih naik ojek, tapi mengingat akses jalan menuju Gunung Padang sangat jelek, maka hal ini tidak disarankan karena akan beresiko terjadi kerusakan pada aset berharga anda (baca: pantat) x))))
  4. Ishoma.  Jarak dari Warung Kondang menuju Gunung Padang kurang lebih 20 km (menurut papan petunjuk yang ada di warung kondang), tapi karena jalanan yang rusak disana-sini perjalanannya bisa memakan waktu sampai 2 jam. Oleh karena itu sebelum melanjutkan perjalanan disarankan Ishoma (istirahat – Sholat- Makan) dulu.
  5. Stasiun Lampegan. Karena hari masih siang, kami memutuskan untuk mampir dulu ke Stasiun Lampegan dengan jarak tempuh sekitar 40 menit dari Warung Kondang. Stasiun ini merupakan salah satu stasiun tertua di Indonesia, dibangun pada tahun 1882 dan saat ini sudah tidak digunakan.
  6. Situs Megalith Gunung Padang. Dari Stasiun Lampegan menuju Gunung padang dibutuhkan waktu 1 jam. Kondisi jalan cukup terjal dan banyak jalan yg rusak, namun itu semua terobati karena banyak sekali pekebunan teh dan pemandangan yang indah sepanjang jalan. Setibanya di area parkir Gunung Padang, kita diberi dua pilihan untuk menuju Gunung Padang, bisa dengan jalan kaki atau naik ojek. Sebagai anak muda yang penuh semangat, jalan kaki menjadi pilihan kami 😀 Dari area parkir menuju ke Gunung Padang berjarak sekitar 1 km, dengan medan jalan yang berbatu dan menanjak. Sesampainya di pintu gerbang, kami dipungut retribusi sebesar Rp 2.000, sedangkan turis asing Rp 5.000. Untuk menuju puncak Gunung Padang juga ada 2 pilihan jalur yaitu jalur yang terjal – curam atau jalur yang lebih mudah (tidak terjal), sekali lagi karena kami berjiwa muda, penuh semangat dan sudah terbiasa dengan kisah hidup yang terjal, maka kami pilih yang terjal untuk naik ke puncak *padahal mo pengsan sampe di atas* x))). Sedangkan untuk turun hanya bisa melalui jalur yang tidak terjal. Jadi untuk bisa sampai ke puncak dibutuhkan kaki yang tak lelah mendaki dan nafas yang panjang serta tenaga yang tak pernah habis *sibakin rambut ala Pevita Pearce di film 5cm*. Disini kalo kita mau, akan ada pemandu yang menjelaskan sejarah Gunung Padang dengan tarif seikhlasnya *tapi jangan pelit-pelit yak*. Oiya batu-batuan yang ada di Gunung Padang ini merupakan batuan andesit, mengandung umpan besi dan magnet, jadi kalo batunya dipukul bisa keluar jin bunyi-bunyian mirip gamelan.

image(2)

Rincian biaya

– bus Marita PP = 2 x Rp. 22.000 = Rp. 44.000

– carter angkot = Rp. 200.000 : 7 = Rp. 29.000 (dibulatkan, jangan protes)

– Guide = Rp. 50.000 : 7 = Rp. 7200 (dibulatkan juga, protes keplak nih)

– retribusi terminal = Rp. 1.000

– retribusi Gunung Padang=  Rp. 2.000 

Total biaya = Rp 83.200 (belum termasuk makan siang dan belanja bekal makanan dan minuman)

Tips:

  • Jangan lupa untuk membawa perbekalan minuman dan makanan yang banyak mengingat perjalanannya cukup panjang dan medannya berat, di Gunung Padang ada sih penjual makanan dan minuman, tapi harganya selangit.
  • Berangkat dari Kampung Rambutan pagi-pagi (kalo bisa sebelum jam 7), karena kemarin kami berangkat kesiangan sehingga baru tiba di Jakarta lagi jam 23.30 WIB

???????????????????????????????

Narasumber adalah Nining Murniati, seorang auditor galau yang berdomisili di Jakarta, orangnya imut tapi bawel, masih jomblo. Jika ingin mengenal lebih dekat silakan follow twitternya: @niningmurniati #jualantemen 😀

107 thoughts on “One Day Trip ke Gunung Padang

  1. Nining

    Bukan auditor galau, cm belum bisa menentukan akan ditaruh dimana asset ‘hati’ ini,,, akun nya belum jelas,,,,, :))))

    Like

    Reply
      1. monda

        udah lama pengen ke sini, tp malah akhirnya duluan ke situs megalit Pugung Raharjo di Lampung,
        btw, kayaknya aku bakal lebih pilih naik ojek aja deh ..he..he..

        Like

  2. Nining

    emak @rintadita aku ga galau,,,, :p
    oh ya, nambahin info aja, mulai tahun depan katanya situs ini akan dibongkar, jadi bisa tau bentuk sebenarnya seperti apa,,, benar lebih besar dr Borobudur atau tidak, benar lebih tua dr Giza atau tidak,,, info dr guide kami kemarin
    :d

    Like

    Reply
      1. Nining

        Woiiiiii msh dibahas,,,,,,, *timpuk kalkulator*kalkulator dagang :)))
        Btw, itinerary buat next week blm kelar nie,,, :d

        Like

  3. Messa

    Waaaw udah lama nih aku baca2 infonya dan lihat2 fotonya Gunung Padang ini mbak. Penasaran abis. Akhirnya kesimpulan dari peneliti apa ya? Memang ada piramida didalam?

    Like

    Reply
    1. rintadita Post author

      belum ketauan Messa, katanya tahun depan baru mau dibongkar untuk membuktikan apakah benar ada pyramid, apakah lebih besar dari borobudur dan apakah lebih tua dari Pyramid Giza. Kita tunggu aja 😀

      Like

      Reply
    2. Nining

      katanya, tahun depan mulai dibongkar, jadi bisa tau bentuk nya seperti piramid ato ga
      menurut peneliti BATAN, di dalam nya ada ruangan2,jadi ada kemungkinan bentuknya piramida, dan jalan menuju ke teras 5 juga seperti manjat piramida,, :d
      penelitian oleh BATAN terakhir dilakukan pada Juli kemarin,,,
      (info dr guide)

      Like

      Reply
  4. sabaiX

    Menarik nih! Perlu dicoba. Kalau dari kota cianjur rutenya lewat mana? Atau supir mobil sewaan gitu biasanya udah tau jalan menuju kesini?

    Like

    Reply
    1. rintadita Post author

      waduhh kalo rute kurang tau mba, namanya juga ngangkot 😀 tapi supir mobil sewaan insya Allah tau kok jalan ke Gunung Padang. Mungkin lebih dikenal dengan daerah Karyamukti, Cianjur

      Like

      Reply
  5. LabaLabaPengganggu

    Ya elah pantesan aq dipaksa2 mampir sini..nyang nulis si nining rupanya… ya ya ya..bagus bagus bagus (<- ini ceritanya disuruh ngasih comment, biar orangnya seneng ya dibagus2in aja)… yawda gitu aja..udah bagus kok.. lanjutin nak perjuangan mu *pukpuk … ini apaaa sih… maap ya kak

    Like

    Reply
  6. Pingback: [wipitainment] 6. september ceriah | tinsyam

  7. Roza-irawan@yahoo.com

    hello mba dita., terima kasih untuk infonya. aku juga mau ke sana sekitar minggu dpn tgl 14. karna aku berdua aku mau cari teman lg untuk ke sana

    Like

    Reply
  8. Roza_irawan@yahoo.com

    haay mba dita salam kenal ., terimakasih untuk infonya yaah mba. aku juga mau ke sana sekitar minggu2 depan. apa mba ada trip ke sana juga ? jadi kita bisa bareng ke sana. karna aku cuma berdua sama temen aku ke sana. kita mau cari teman lg

    Like

    Reply
  9. mudagrafika

    akses jalan menuju Gunung Padang sangat jelek, maka hal ini tidak disarankan karena akan beresiko terjadi kerusakan pada aset berharga anda (baca: pantat) x))))
    =====================================================
    :mrgreen :mrgreen :mrgreen

    Like

    Reply
  10. Gallant Tsany Abdillah

    wah kebetulan bulan depan mau trip ke sini.
    yang mau saya tanyakan sih, dari stasiun Lampegan ke gn. padang itu bisa carter angkot juga nggak ya? atau harus ke warung kondang?
    rencana mau naik kereta dari jakarta (transit bogor) ke lampegan

    Like

    Reply
    1. rintadita Post author

      eh emang sekarang stasiunnya udah dibuka untuk umum lagi ya mas? *malah gak update* kemarin waktu temen-temen kesana sih stasiunnya belum dibuka lagi. Kalo sekarang udah dibuka lagi harusnya ada sih banyak angkot yang bisa dicarter disana.

      Like

      Reply
      1. Galau Traveler

        kemaren udah nyobain ke sana, naik kereta dari Bogor transit Sukabumi mba 🙂
        belom ada angkot, cuma banyak ojeg. biasanya nawarin 60rb PP bisa ditawar.
        tapi pas di sana, dengan bekal mau jalan kaki yg katanya cuma 1 jam, ternyata jauh banget -_-
        nggak cukup itu 1 jam.
        lha wong akhirnya saya nebeng truk yg lewat + angkot aja sekitar 30 menit. padahal ngebut banget

        sama main ke curug cikondang juga sik, itu juga yg katanya deket sama gunung padang, nyari dari jam 5 sore baru ketemu jam 12 malem -_-

        Like

      2. rintadita Post author

        hahaha ya ampuuuun seriusan gak ada angkot? waduuhh jalan kaki 1 jam lebih berarti ya kira-kira hampir 10km ya x_x

        waks horor amat sampe curug jam 12 malem 😀 ceritain donk

        Like

  11. Pingback: Trip Gunung Padang dan Curug Cikondang part 1 (Jogja – Gunung Padang) | Traveler Galau

  12. Pingback: Gunung Padang – Curug Cikondang part 1 (Stairway to Heaven) | Traveler Galau

  13. Nuning

    Yak baru baca tulisannya. Perkenalkan saya salah satu yang pergi bareng Nining ke Gunung Padang waktu itu. Salah satu yang ngotot nawar pakai bahasa Sunda pas-pas an makanya jadi pelik hahaha.. (Hai Nining…). Tempatnya bagus tapi mesti siap kaki sama napas!

    Like

    Reply
  14. Pingback: Gunung Padang – Curug Cikondang part 1 (Stairway to Heaven) – Traveler Galau

Di-read doank itu gak enak, kasih comment donks :)